Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Memahami Cara Memakai Hijab yang Benar: Pashmina Tidak Selalu Sesuai Syariat

Radigfareligion.onlineHijab merupakan simbol ketaatan dan identitas bagi setiap Muslimah. Namun, di tengah berkembangnya tren fashion, penting untuk tetap berpegang pada ketentuan syariat dalam mengenakan hijab. 

Ilustrasi Hijab 4 (Gambar oleh Mila Okta Safitri dari Pixabay)

Salah satu tren yang sering kali tidak sesuai dengan syariat adalah penggunaan pashmina, yang meskipun modis, sering kali tidak memenuhi kriteria hijab yang benar menurut Islam.

Kriteria Hijab yang Sesuai Syariat

Dalam Islam, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar hijab dianggap sesuai dengan syariat:

Menutupi Seluruh Aurat: Allah SWT memerintahkan para wanita untuk menutup aurat mereka dengan sempurna. Dalam QS. Al-Ahzab Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ۝٥

Artinya: "Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ayat ini menjelaskan bahwa aurat wanita yang harus ditutupi mencakup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Hijab yang sesuai syariat harus menutupi kepala, leher, dan dada tanpa ada bagian yang terbuka.

Tidak Membentuk Lekuk Tubuh: Hijab yang benar tidak boleh membentuk lekuk tubuh atau menarik perhatian. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Artinya: “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Hadits ini mengingatkan kita bahwa hijab yang ketat dan membentuk tubuh tidak sesuai dengan ajaran Islam dan disebutkan wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang dapat diartikan sebagai memakai pakaian yang tipis atau transparan.

Pashmina dan Ketidakcocokannya dengan Syariat

Pashmina, meskipun populer, sering kali tidak sesuai dengan kriteria hijab yang telah disebutkan:

Tidak Menutupi Leher dan Dada dengan Sempurna: Banyak Muslimah yang mengenakan pashmina dengan cara yang memperlihatkan leher atau dada. Padahal, berdasarkan dalil di atas, kedua bagian ini harus tertutup rapat.

Rentan Terlepas atau Bergeser: Karena cara pakainya yang sering melibatkan lilitan atau simpul yang rumit, pashmina lebih mudah bergeser atau terlepas, sehingga aurat yang seharusnya tertutup bisa terlihat. Hal ini bertentangan dengan perintah Allah dalam QS. An-Nur: 31:

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ٣١

Artinya: "Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."

Ayat ini menegaskan pentingnya menutupi dada dengan baik, yang sering kali diabaikan dalam penggunaan pashmina.

Alternatif Hijab yang Sesuai Syariat

Untuk Muslimah yang ingin memastikan hijabnya sesuai dengan syariat, berikut beberapa alternatif yang lebih tepat:

Jilbab Panjang dan Longgar: Jilbab yang menutupi seluruh tubuh, termasuk leher dan dada, serta longgar sehingga tidak membentuk lekuk tubuh, merupakan pilihan yang lebih sesuai dengan syariat.

Kerudung Instan dengan Penutup Dada: Kerudung jenis ini dirancang untuk menutupi bagian kepala, leher, dan dada dengan sempurna, menghindari risiko terbukanya aurat.

Memilih Bahan yang Tidak Transparan: Pastikan bahan hijab yang dipilih tidak tipis atau transparan, sehingga aurat tidak terlihat meskipun terkena cahaya atau angin.

Dengan memahami dan menerapkan cara berhijab yang sesuai dengan syariat, Muslimah dapat menjaga penampilan yang baik sekaligus menjalankan perintah agama dengan sepenuh hati. Memilih hijab yang benar bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal ketaatan kepada Allah SWT.

Dakwah Muslimah
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar

Baca Juga:

Gambar Postingan 1

Waspada Penyakit Ain, Ini Doa Perlindungan dan Upaya Pencegahannya

Gambar Postingan 2

Doa Nabi Yunus AS Saat Dalam Kesulitan: Pelajaran Kesabaran dan Iman

Gambar Postingan 3

Jejak Sejarah : Mengenal Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari

Gambar Postingan 4

Mengapa Islam Mengajarkan Kewajiban Memuliakan Wanita?

Gambar Postingan 5

Biografi Ulama Kalsel Tuan Guru H. Muhammad Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin bin Abdullah

Gambar Postingan 6

Membuka Pintu Rezeki: Doa-doa yang Membawa Berkah dalam Pekerjaan