Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Definisi Iman dalam Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis

Radigfareligion.online - Islam memandang iman sebagai ketaatan kepada Allah SWT, malaikat, kitab, rasul atau nabi, hari kiamat, dan takdir. Berikut ini pengertian iman menurut Al-Qur'an dan hadits.

Sumber: Inspiradata.com

Sebagaimana firman Allah SWT kepada hamba-Nya untuk beriman dalam surah An-Nisa ayat 136:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا ١٣٦

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya (Nabi Muhammad), Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab yang Dia turunkan sebelumnya. Siapa yang kufur kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari Akhir sungguh dia telah tersesat sangat jauh."

Pengertian Iman

Menurut buku Islamologi : Arti Iman karya Maulana Muhammad Ali, dijelaskan bahwa kata iman digunakan dengan dua arti yang berbeda. Di Al-Qur'an 'iman' berarti pengakuan di bibir beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah.

Pendapat ini didukung oleh surah Al-baqarah ayat 62:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالنَّصٰرٰى وَالصَّابِــِٕيْنَ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ ٦٢

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabiin, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari Akhir serta melakukan kebajikan (pasti) mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih hati."

Istilah kata 'Iman' yang kedua menurut Imam Raghib yang berpendapat bahwa iman itu beraarti tasdiqun bilqalbi wa 'amalun bil jawariyah, artinya iman tidak hanya pengakuan dengan bibir saja, tetapi juga dibarengi dengan pembenaran dihati, dan melakukan apa yang diimaninya dengan benar.

Pendapat kedua ini dilandaskan oleh surah Al-Hadid ayat 19:

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖٓ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصِّدِّيْقُوْنَ ۖوَالشُّهَدَاۤءُ عِنْدَ رَبِّهِمْۗ لَهُمْ اَجْرُهُمْ وَنُوْرُهُمْۗ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَآ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَحِيْمِ ࣖ ١٩

Artinya: "Orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya mereka itulah aṣ-ṣiddīqūn (yang sangat kukuh dalam kebenaran dan pembenarannya) dan syuhadā' (orang-orang yang disaksikan kebenaran dan kebajikannya) di sisi Tuhan mereka. Mereka mendapatkan pahala dan cahaya (dari Tuhan) mereka. Adapun orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami itulah penghuni (neraka) Jahim."

Hakikat Iman

Menurut buku Memahami 3 Pokok Dasar Agama (Iman, Islam, Ihsan) karya Drs.H, Sa'ronih Amin,MM, hakikat iman yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits terbagi menjadi dua yakni khawirij dan mu'tazilah, serta murji'ah.

1. Khawarij dan Mu'Tajiyah

Mereka yang meyakini bahwa iman adalah ucapan, keyakinan, dan amal. Namun, mereka juga meyakini bahwa iman itu satu kesatuan dan tidak bercabang, tidak bertambah, dan tidak berkurang. Sehingga jika sebagian iman hilang, maka imannya dianggap hilang semua.

2. Murji'ah

Kelompok kedua ini terbagi lagi menjadi tiga, yakni:

a. Kelompok Jahmiyyah yang mengatakan iman hanya didalam hati

b. Kelompok Karamiyyah yang berpendapat iman adalah amalan hati, iman adalah ucapan lisan

c. Kelompok murji'ah atau fuqaha, iman hanya pembenaran dalam hati dan ucapan lisan.

Selain hakikat iman, buku Memahami 3 Pokok Dasar Agama (Iman, Islam, Ihsan) karya Drs.H, Sa'ronih Amin,MM, juga membahas perihal tingkatan keimanan dan keyakinan yang dimiliki oleh setiap orang.

Tingkatan Keimanan

1. Dibenarkan dalam qalbu (keyakinan yang mendalam akan kebenaran yang disampaikan)

2. Diikrarkan dengan lisan (menyebarkan kebenaran)

3. Diamalkan (merealisasikan iman dengan melakukan amalan shalih)

Tingkatan Keyakinan

1. Ilmul Yaqin

Keyakinan didapat setelah menyelidikinya berdasarkan ilmu, misalnya keyakinan seorang peneliti setelah menyelidiki ayat Al-Qur'an dan maknanya

2. Ainul Yaqin

Keyakinan didapat sesudah melihat kebenaran atau mukjizat, misalnya keyakinan umat yang melihat mukjizat nabinya.

3. Haqqul Yaqin

Keyakinan sebenar-benarnya meskipun dia belum mencari tahu kebenarannya melalui ilmu penelitian, dan tidak melihat mukjizat nabinya.

Rukun Iman

Menurut buku Rukun Iman karya Hudarrohman, disebutkan bahwa rukun iman ada 6, sebagaimana yang tertera dalam hadits di bawah ini.

Enam rukun iman dalam hadits Rasulullah SAW dituliskan:

الإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلَئِكَتِهِ وَكُتُبِه وَرُسُلِه وَالْيَوْمَ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بالقدر خيْره وَشَرِّهِ (رواه مسلم)

Al imanu antu'mina billahi wamalaikatihi wakutubihi warusulihi wal yaumul akhiri watu'mina bilqadri khairihi wasyarrihi (HR. Muslim)

Artinya: "Keimanan itu ialah engkau akan percaya (beriman) pada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir (kiamat) dan engkau akan percaya kepada takdir baik dan buruk dari pada-Nya" (HR. Muslim).

Menurut hadits di atas telah diterangkan bahwa rukun iman itu ada 6 yaitu:

1. Iman kepada Allah SWT.

2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT.

4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT.

5. Iman kepada hari akhir.

6. Iman kepada qada' dan qadar.

Doa & Hadits
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar

Baca Juga:

Gambar Postingan 1

Waspada Penyakit Ain, Ini Doa Perlindungan dan Upaya Pencegahannya

Gambar Postingan 2

Doa Nabi Yunus AS Saat Dalam Kesulitan: Pelajaran Kesabaran dan Iman

Gambar Postingan 3

Jejak Sejarah : Mengenal Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari

Gambar Postingan 4

Mengapa Islam Mengajarkan Kewajiban Memuliakan Wanita?

Gambar Postingan 5

Biografi Ulama Kalsel Tuan Guru H. Muhammad Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin bin Abdullah

Gambar Postingan 6

Membuka Pintu Rezeki: Doa-doa yang Membawa Berkah dalam Pekerjaan