Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Al-Farabi: Filsuf Islam yang Membawa Kembali Warisan Plato dan Aristoteles

 Radigfareligion.online - Al-Farabi, seorang filsuf besar dalam dunia Islam, dianggap sebagai penjembatan antara dunia Timur dan Barat melalui kontribusi filosofisnya. Dia membawa kembali gagasan Neo-Platonisme dan Plotinus ke dalam konteks Islam, sehingga menyelaraskan dengan ajaran agama tersebut.

Ilustrasi Abu Nasr al-Farabi. (CNNIndonesia/Fajrian)

Riwayat Hidup Al-Farabi

Al-Farabi, lahir dengan nama lengkap Abu Nashr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Turkhan Ibn Auzalagh Al-Farabi, berasal dari Persia dan memiliki latar belakang ayah yang pernah menjadi panglima dalam pasukan Turki. 

Meskipun tidak ada catatan pasti tentang tanggal kelahirannya, diperkirakan bahwa dia lahir sekitar tahun 870 M di kota kecil bernama Wasij, di wilayah Farab. Sejak kecil, Al-Farabi menunjukkan minat yang besar dalam pembelajaran dan memiliki kemampuan dalam beberapa bahasa, termasuk Arab, Persia, dan Turki.

Perjalanan Ilmiah

Al-Farabi kemudian pergi ke Baghdad, pusat ilmu pengetahuan pada zamannya, di mana dia belajar berbagai disiplin ilmu dari seorang guru bernama Abu Bishr Matta Ibn Yunus. Di Baghdad, dia memperdalam pengetahuannya tentang filsafat, fisika, matematika, astronomi, dan musik.

Pada tahun 941 M, Al-Farabi pindah ke Damaskus, di mana dia bertemu dengan Gubernur Aleppo, Saif al-Daulah al-Hamdani. Gubernur tersebut sangat terkesan dengan kebijaksanaan Al-Farabi dan mengundangnya untuk tinggal di Aleppo, di mana dia diangkat sebagai seorang ulama di istana.

Karya dan Pemikiran

Al-Farabi merupakan penulis yang produktif dalam berbagai cabang ilmu, termasuk logika, ilmu politik, etika, fisika, ilmu jiwa, metafisika, kimia, dan musik. Namun, karyanya tidak begitu populer pada zamannya karena kebanyakan berupa risalah dan sedikit yang berbentuk buku besar.

Dia sangat menghormati filsuf Yunani, terutama Plato dan Aristoteles, dan pemahamannya yang mendalam tentang filsafat Aristoteles membantu Ibn Sina dalam memahami metafisika yang rumit.

Pemikiran Filsafat

Falsafat Al-Farabi mengusung gagasan teori emanasi, yang menjelaskan bagaimana yang banyak bisa timbul dari Yang Satu. Menurutnya, Tuhan adalah Mahasatu yang tidak berubah dan jauh dari materi, dan Dia menciptakan segala sesuatu melalui pancaran.

Al-Farabi percaya bahwa Allah adalah wujud pertama yang menjadi sebab bagi semua wujud yang ada, dan Dia berpikir tentang dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan wujud lain. Dari pemikiran ini, Al-Farabi menegaskan bahwa alam tidak kekal.

Kontribusi dan Warisan

Pemikiran Al-Farabi telah memberikan sumbangan besar dalam pengembangan filsafat Islam. Kontribusinya yang berfokus pada jembatan antara filsafat Yunani dan Islam telah memengaruhi pemikiran para cendekiawan Muslim selanjutnya. Meskipun karyanya mungkin tidak begitu terkenal pada zamannya, warisannya dalam dunia filsafat tetap relevan hingga saat ini.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang pemikiran Al-Farabi, kita dapat menghargai kontribusinya yang berharga dalam sejarah pemikiran Islam.

Referensi

"Al-Farabi, Filsuf Islam yang Mengadaptasi Pemikiran Aristoteles" - (detik.com)

Melalui penelusuran mengenai riwayat hidup, karya, dan pemikiran filosofis Al-Farabi, kita dapat memahami warisannya yang berharga dalam pengembangan filsafat Islam.

Khazanah
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar

Baca Juga:

Gambar Postingan 1

Waspada Penyakit Ain, Ini Doa Perlindungan dan Upaya Pencegahannya

Gambar Postingan 2

Doa Nabi Yunus AS Saat Dalam Kesulitan: Pelajaran Kesabaran dan Iman

Gambar Postingan 3

Jejak Sejarah : Mengenal Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari

Gambar Postingan 4

Mengapa Islam Mengajarkan Kewajiban Memuliakan Wanita?

Gambar Postingan 5

Biografi Ulama Kalsel Tuan Guru H. Muhammad Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin bin Abdullah

Gambar Postingan 6

Membuka Pintu Rezeki: Doa-doa yang Membawa Berkah dalam Pekerjaan