Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Biografi Tuan Guru H. Muhammad Rasyad bin Tuan Guru H. Ahmad Zaini (Kubah Wali Lima)

Makam Tuan Guru H. Muhammad Rasyad bin Tuan Guru H. Ahmad Zaini - Foto: Al Faqir Ahmad

Radigfareligion.online, Kalimantan Selatan - Tuan Guru H. Muhammad Rasyad adalah adik kandung dari Tuan Guru H. Badruddin dan merupakan anak bungsu dari keluarga Tuan Guru H. Ahmad Zaini, beliau dilahirkan pada hari Sabtu tanggal 3 Rabi'ul Awwal 1358 H atau bertepatan dengan 22 April 1939 M.

Masa-masa kecil Tuan Guru H. Muhammad Rasyad hampir tidak begitu banyak berbeda dengan saudara-saudara beliau lainnya, dalam hal ini khususnya mengenai kehidupan dan pergaulan sehari-hari yang penuh diliputi dengan suasana agamis. Sebab selain beliau hidup di tengah keluarga yang senantiasa taat dan patuh dalam menjalankan ajaran agama, juga dipengaruhi oleh berlangsungnya aktivitas keagamaan seperti pengajian agama atau penyelenggaraan majelis taklim.

Banyaknya santri atau penuntut ilmu agama yang keluar-masuk datang dan pergi setiap saat ke rumah keluarga beliau jelas memberikan pengaruh tersendiri, setidaknya secara psikologis ada dampak positif yang berbekas dalam jiwa beliau yang ditimbulkan oleh faktor lingkungan seperti itu. Minimal mampu menimbulkan dan menumbuh-kembangkan semacam dorongan, rangsangan, dan motivasi untuk ikut berpartisipasi aktif dalam menuntut ilmu.

Sebagaimana dua saudara beliau terdahulu yakni Tuan Guru H. Husin Qadri dan Tuan Guru H. Badruddin, maka Tuan Guru H. Muhammad Rasyad pun sedari kecil belajar mengaji dengan orangtuanya sendiri yakni Tuan Guru H. Ahmad Zaini. Secara informal sebetulnya beliau sudah tidak asing lagi dengan lingkungan keluarga yang diwarnai suasana keagamaan yang kental, oleh sebab itu tidak heran apabila sejak kecil beliau cepat berkembang dalam memahami segala pelajaran keagamaan yang diberikan.

Meneruskan pendidikan informal tersebut Tuan Guru H. Muhammad Rasyad dimasukkan oleh orangtuanya ke lembaga pendidikan formal yang berada di Desa Tunggul Irang yaitu Madrasah Iqdamul 'Ulum, setelah itu beliau melanjutkan pelajaran ke lembaga pendidikan nonformal yakni Pondok Pesantren Darussalam Martapura. Baik semasa menjalani hidup sebagai seorang santri maupun setelah menamatkan pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam, Tuan Guru H. Muhammad Rasyad tetap rajin menimba ilmu pengetahuan.

Dalam menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan agama tersebut, Tuan Guru H. Muhammad Rasyad menempuh cara yang sama dengan kakak beliau Tuan Guru H. Badruddin yaitu pergi belajar secara khusus kepada para tokoh ulama terkenal yang luas ilmunya. Beberapa ulama yang menjadi guru beliau, antara lain:

1. Tuan Guru H. Badruddin (kakak kandung).

2. Tuan Guru H. Anang Sya'rani Arif (ulama ahli Hadits).

3. Tuan Guru H. Muhammad Seman Mulia.

4. Tuan Guru H. Muhammad Syarwani Abdan (Bangil, Jawa Timur).

Empat ulama tersebut rata-rata memiliki kelebihan masing-masing di samping kesamaan luasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman keagamaan yang mereka miliki, masing-masing telah menurunkan ilmu yang mereka miliki kepada Tuan Guru H. Muhammad Rasyad. Dengan begitu Tuan Guru H. Muhammad Rasyad pun tumbuh menjadi seorang ulama panutan di Kota Martapura dan sekitarnya.

Hal tersebut terlihat jelas sekembalinya beliau dari Pondok Pesantren Datuk Kalampayan di Bangil Jawa Timur yang diasuh oleh Tuan Guru H. Muhammad Syarwani Abdan. Dan sebagaimana yang telah dilakukan keluarga beliau hingga kakeknya, Tuan Guru H. Muhammad Rasyad pun terpanggil untuk meneruskan para pendahulunya itu. Beliau aktif berdakwah di tengah-tengah masyarakat Martapura dan sekitarnya.

Tuan Guru H. Muhammad Rasyad merupakan pengisi tetap majelis taklim di Masjid Jami' Al Karamah Martapura yang dilaksanakan setiap malam Kamis sesudah shalat Maghrib. Pada malam-malam lainnya beliau juga menjadi penceramah di beberapa langgar maupun majelis taklim yang diselenggarakan di rumah-rumah, baik yang berada di Desa Tunggul Irang dan sekitarnya maupun yang jauh berada di luar daerah.

Tuan Guru H. Muhammad Rasyad dikenal oleh masyarakat sebagai ulama yang suka merakyat, tutur kata beliau lemah-lembut dan tidak pernah berkata kasar serta menyinggung perasaan oranglain. Akhlak dan budi pekerti beliau sangat mulia dan terpuji sehingga menjadi inspirasi dan sumber kekaguman di tengah-tengah masyarakat.

Tidak jarang beliau dimintai pendapat atau restu khusus baik oleh masyarakat, tokoh masyarakat, maupun kalangan pejabat pemerintah sehubungan dengan isu-isu krusial yang sedang berkembang. Dalam suasana yang bisa dikatakan kritis lantaran ada gejolak atau konflik tertentu, beliau tidak jarang pula dimintai saran, petunjuk, dan fatwa khusus mengenai hal tersebut.

Memang segala pendapat Tuan Guru H. Muhammad Rasyad besar sekali pengaruhnya di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Banjar. Dalam hal ini tidak saja pada masyarakat kelas bawah atau menengah, tapi termasuk juga masyarakat elit dan pejabat pemerintah setempat. Oleh karenanya tidak jarang terjadi apa yang keluar dari mulut beliau dapat menjadi solusi dalam memecahkan dan menyelesaikan suatu permasalahan, baik masalah kecil maupun masalah besar.

Meskipun beliau sangat dihormati, namun beliau tidak senang menonjolkan diri. Beliau bukan tipe ulama yang senang dielu-elukan, dibesar-besarkan, apalagi meminta pujian.

Tuan Guru H. Muhammad Rasyad berpulang ke rahmatullah pada hari Kamis tanggal 5 Rabi'ul Awwal 1421 H atau bertepatan dengan 8 Juni 2000 M sesudah shalat Ashar sekitar pukul 17.00 WITA.

Makam Tuan Guru H. Muhammad Rasyad bin Tuan Guru H. Ahmad Zaini terletak di Kubah Wali Lima, Desa Tunggul Irang Seberang, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Link Google Maps).

Penulis: Al Faqir Ahmad

Tokoh Ulama
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar

Baca Juga:

Gambar Postingan 1

Waspada Penyakit Ain, Ini Doa Perlindungan dan Upaya Pencegahannya

Gambar Postingan 2

Doa Nabi Yunus AS Saat Dalam Kesulitan: Pelajaran Kesabaran dan Iman

Gambar Postingan 3

Jejak Sejarah : Mengenal Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari

Gambar Postingan 4

Mengapa Islam Mengajarkan Kewajiban Memuliakan Wanita?

Gambar Postingan 5

Biografi Ulama Kalsel Tuan Guru H. Muhammad Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin bin Abdullah

Gambar Postingan 6

Membuka Pintu Rezeki: Doa-doa yang Membawa Berkah dalam Pekerjaan