Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Biografi Tuan Guru H. Husin Qadri bin Tuan Guru H. Ahmad Zaini Al Banjari

Makam Tuan Guru H. Husin Qadri bin Tuan Guru H. Ahmad Zaini Al Banjari - Foto: Al Faqir Ahmad

Radigfamedia.online, Kalimantan Selatan - Tuan Guru H. Husin Qadri bin Tuan Guru H. Ahmad Zaini bin Tuan Guru H. Abdurrahman dilahirkan pada hari Sabtu tanggal 17 Ramadhan 1327 H atau bertepatan dengan 2 Oktober 1909 M dari seorang ibu yang shalihah bernama Hj. Sanah binti Niangah binti Hamidah binti Mufti H. Jamaluddin bin Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari.

Sejak kecil beliau selalu dalam asuhan dan pendidikan ayahnya Tuan Guru H. Ahmad Zaini dan kakeknya Tuan Guru H. Abdurrahman (Guru Adu Tunggul Irang), adapun guru utama beliau dalam bidang ilmu adalah kakeknya sendiri yaitu Tuan Guru H. Abdurrahman.

Selain itu beliau juga belajar kepada Syaikh H. Muhammad Kasyful Anwar Al Banjari di Kampung Melayu, kemudian disuruh belajar tentang wafaq oleh kakeknya Tuan Guru H. Abdurrahman kepada Tuan Guru H. Zainal Ilmi di Desa Dalam Pagar.

Tuan Guru H. Husin Qadri dikenal sebagai ulama yang wara', lemah lembut, dan ramah-tamah kepada siapa pun, sehingga tidak heran beliau sangat dicintai oleh masyarakat. Beliau juga menjabat sebagai qadhi yang dikenal jujur dan adil di Kantor Kerapatan Qadhi Martapura.

Selain itu beliau juga mengadakan pengajian, pada waktu itu ada sekitar 15 langgar (mushalla/surau) tempat beliau melakukan pengajian secara rutin. Setiap kali beliau mengadakan pengajian di Masjid Jami' Al Karamah Martapura, pengajiannya selalu dihadiri ribuan kaum muslimin yang melimpah-ruah sampai ke halaman masjid.

Tuan Guru H. Husin Qadri sangat jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi masyarakat. Ketika beliau melihat hal-hal yang bertentangan dengan hukum Islam meskipun hanya syubhat (samar), maka beliau dengan sigap dan cepat meluruskan kembali dan membimbing ke arah yang sebenarnya dengan sangat bijaksana dan penuh kasih sayang.

Tuan Guru H. Husin Qadri tercatat sebagai guru senior yang memiliki pengaruh dalam pembaharuan kemajuan di Pondok Pesantren Darussalam Martapura yang diakui keilmuannya, baik oleh masyarakat biasa maupun kalangan orang-orang alim seperti Al Muhaddits Syaikh H. Anang Sya'rani Arif.

Syaikh H. Anang Sya'rani Arif pernah berkata: Tadi malam aku sudah mengetahui akan tanda-tanda kematiannya, sampai jam 3 malam aku tidak bisa tidur. Aku keluar rumah, aku melihat ke atas langit tidak ada satu bintang pun yang bersembunyi, semuanya keluar. Lalu dalam hatiku berkata: Jika aku parak (dekat) dengan rumah si Anang (Tuan Guru H. Husin Qadri), aku akan datang ke rumahnya. Akan tetapi rumahku jauh, terpaksa setelah shalat Shubuh aku baru bisa ke rumahnya. Ketika aku sampai di rumahnya, nafasnya telah habis (wafat). Tidak ada yang dapat menyamai Anang (Tuan Guru H. Husin Qadri), masalah kehebatannya antara syariat dan hakikat baginya sama berat timbangannya.

Tuan Guru H. Syarwani Abdan Bangil juga pernah berkata tentang Tuan Guru H. Husin Qadri: Tidak ada yang bisa menyamainya apalagi melebihi akhlak Tuan Guru H. Husin Qadri di zaman sekarang dan yang akan datang.

Sementara itu seorang ulama besar dari Aceh pernah datang ke Martapura untuk menghadiri pengajian rutin Tuan Guru H. Husin Qadri di Masjid Jami' Al Karamah Martapura pada waktu Ashar, beliau duduk di tengah orang banyak bersama temannya dan menyamar sebagai orang biasa. Usai pengajian, beliau pun berkomentar kepada temannya tadi: Tidak ada yang dapat menyamai ulama ini, kalau segi ilmu mungkin banyak ulama lain juga memilikinya. Tapi ia memiliki Nur yang langsung ia dapat dari Allah SWT, inilah yang membedakannya dengan orang lain.

Pernah suatu hari setelah beliau wafat, seorang dari Pulau Sumatera datang berkunjung ke Kota Martapura dan berkeliling Pasar Martapura. Sampailah ia bertemu dengan Habib Zein Al Habsyi, ia pun langsung menanyakan Kitab Senjata Mukmin karangan Tuan Guru H. Husin Qadri. Kemudian Habib Zein Al Habsyi mengambilkannya dan menyerahkan kepada orang tersebut. Orang itu lalu membayarnya dengan harga yang mahal, lalu ia cium foto Tuan Guru H. Husin Qadri seraya berkata: Inilah keperluanku datang dari Pulau Sumatera ke sini, dan inilah sebenar-benarnya Wali Allah yang besar. Dan masih banyak lagi pujian yang ditujukan kepada beliau, baik dari teman maupun murid-muridnya.

Tuan Guru H. Husin Qadri wafat pada hari Jum'at tanggal 26 Jumadil Awwal 1387 H atau bertepatan dengan 1 September 1967 M dalam usia 58 tahun.

Makam Tuan Guru H. Husin Qadri bin Tuan Guru H. Ahmad Zaini Al Banjari terletak di Kubah Wali Lima, Desa Tunggul Irang Seberang, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Link Google Maps).

Penulis: Al Faqir Ahmad

Tokoh Ulama
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar

Baca Juga:

Gambar Postingan 1

Waspada Penyakit Ain, Ini Doa Perlindungan dan Upaya Pencegahannya

Gambar Postingan 2

Doa Nabi Yunus AS Saat Dalam Kesulitan: Pelajaran Kesabaran dan Iman

Gambar Postingan 3

Jejak Sejarah : Mengenal Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari

Gambar Postingan 4

Mengapa Islam Mengajarkan Kewajiban Memuliakan Wanita?

Gambar Postingan 5

Biografi Ulama Kalsel Tuan Guru H. Muhammad Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin bin Abdullah

Gambar Postingan 6

Membuka Pintu Rezeki: Doa-doa yang Membawa Berkah dalam Pekerjaan