Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Biografi Syaikh Mufti H. Muhammad Amin (Datu Amin Banua Anyar) Banjarmasin

Kubah Makam Syaikh Mufti H. Muhammad Amin (Datu Amin Banua Anyar) - Foto: Wikipedia


Radigfareligion.online, Kalimantan Selatan - Syaikh Mufti H. Muhammad Amin (Datu Amin Banua Anyar) adalah cucu dari Qadhi H. Muhammad Sa'id, seorang Menteri Sultan pada zamannya. Qadhi H. Muhammad Sa'id kawin dengan Tuan Giyat, saudara Tuan Guwat istri Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari. Qadhi H. Muhammad Sa'id dan Tuan Giyat melahirkan Shalihah yang kawin dengan Juragan Ya'qub, perkawinan ini melahirkan 4 orang anak yang salah satunya adalah Datu Amin Banua Anyar. Dengan demikian, Datu Amin Banua Anyar Banjarmasin masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari (Datu Kalampayan) Martapura.

Semasa muda beliau aktif belajar agama, sejak di kampung halaman sampai menimba ilmu agama di kota Makkah Al Mukarramah. Karena itu beliau merupakan Ulama yang sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat. Tidak saja dibutuhkan masyarakat, melainkan juga oleh pemerintahan Kerajaan Banjar di masanya. Beliau diangkat sebagai Mufti Tua di daerah Kuin pada tahun 1876 M/1294 H, beliau menjadi Mufti selama kurang lebih 20 tahun.

Saat itu sedang berkecamuk peperangan melawan penjajah Belanda di wilayah Kerajaan Banjar yang meletus sejak tahun 1859 di bawah pimpinan Pangeran Antasari dan baru berakhir 05 Oktober 1905. Sebagai seorang Ulama yang hidup dalam suasana peperangan melawan penjajah, Datu Amin juga aktif berjuang bersama rakyat, maka beliau selain dikenal aktif berdakwah juga aktif berjuang melawan penjajah Belanda.

Suatu ketika Tentara Belanda ingin menangkapnya, kemudian Datu Amin bersembunyi di lubang pahatan kayu ulin yang ada di rumahnya sehingga Tentara Belanda tidak bisa melihat dan mereka terpaksa pulang dengan tangan hampa. Kalau para pejuang lain ada yang tertangkap Belanda atau terpaksa lari ke hutan untuk menyelamatkan diri, maka Datu Amin cukup bersembunyi di rumahnya sendiri dan selamat dari penjajah Belanda saat itu.

Datu Amin merupakan sosok Ulama sekaligus Guru Agama yang ikhlas berdakwah dan mengajarkan agama kepada masyarakat. Beliau sama sekali tidak pernah memungut bayaran atau imbalan jasa kepada murid-murid yang mau belajar agama, malah justru sebaliknya beliaulah yang membiayai, memberi makan, dan menjamu murid-muridnya tersebut. Dana untuk keperluan ini semua berasal dari milik beliau sendiri, tanpa meminta atau mencarikan kepada oranglain.

Datu Amin termasuk Ulama yang punya hobi berburu hewan, beliau menyediakan waktu secara khusus untuk keperluan ini sehingga tidak mengganggu jadwal pelajaran agama atau berdakwah. Secara rutin beliau berburu di beberapa hutan di pinggiran kota Banjarmasin dan sekitar wilayah Kalimantan Selatan lainnya yang saat itu masih banyak terdapat hewan buruan seperi rusa atau menjangan, kancil, dan sebagainya. Murid-murid beliau sudah terbiasa dan sering pula menyaksikannya.

Dalam perburuan itu, Datu Amin sangat cekatan ketika mengejar hewan-hewan buruannya, beliau dengan mudah melombat dari satu jurang ke jurang lain dan dari satu gunung ke gunung lain, padahal jaraknya jauh sekali. Hasil hewan buruan tersebut tidak semata-mata untuk beliau dan keluarganya saja, akan tetapi setelah disembelih dan dimasak, beliau lalu membagi-bagikannya sebagai lauk pauk untuk dinikmati masyarakat dan murid-muridnya.

Berkat keikhlasan beliau dalam mengajar dan mengabdi di masyarakat, maka banyaklah anak cucu keturunan dan murid-murid beliau yang menjadi Ulama, baik di Banua Anyar maupun di daerah-daerah lainnya. Oleh keluarganya, Datu Amin menjadi figur kebanggaan yang sulit dicari persamaannya di masa kini, baik dalam berdakwah atau melaksanakan fungsi sebagai seorang Ulama maupun sebagai tokoh masyarakat yang ikhlas dalam mengabdi menjalankan syiar agama Islam sehari-hari.

Sebelum beliau wafat, beliau berwasiat agar yang menggantikan beliau sebagai Mufti adalah Syaikh Jamaluddin Al Banjari (Tuan Guru Surgi Mufti).

Lokasi makam: Jalan Banua Anyar, kecamatan Banjarmasin Timur, kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Link Google Maps). 


Penulis: Al Faqir Ahmad


Tokoh Ulama
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar

Baca Juga:

Gambar Postingan 1

Waspada Penyakit Ain, Ini Doa Perlindungan dan Upaya Pencegahannya

Gambar Postingan 2

Doa Nabi Yunus AS Saat Dalam Kesulitan: Pelajaran Kesabaran dan Iman

Gambar Postingan 3

Jejak Sejarah : Mengenal Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari

Gambar Postingan 4

Mengapa Islam Mengajarkan Kewajiban Memuliakan Wanita?

Gambar Postingan 5

Biografi Ulama Kalsel Tuan Guru H. Muhammad Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin bin Abdullah

Gambar Postingan 6

Membuka Pintu Rezeki: Doa-doa yang Membawa Berkah dalam Pekerjaan