Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Jejak Sejarah : Mengenal Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari

 

Makam Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari - Foto Istimewa

Radigfamedia.online, Kalimantan Selatan - Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari mempunyai julukan Maulana Al 'Allamah Al Fahhamah Al Mursyid Ila Thariq As Salamah (tuan guru yang sangat alim yang menunjukkan kepada jalan keselamatan).

Beliau lahir sekitar tahun 1148 H atau 1735 M di Martapura, Kalimantan Selatan dari keluarga bangsawan atau Kesultanan Banjar yang bersambung hingga Sultan Suriansyah. Silsilah beliau adalah Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein bin Ratu Kasuma Yuda bin Pangeran Kesuma Negara bin Pangeran Dipati bin Sultan Tahlilullah bin Sultan Sa'idillah bin Sultan Inayatullah bin Sultan Musta'in Billah bin Sultan Hidayatullah bin Sultan Rahmatullah bin Sultan Suriansyah.

Baca Juga: Lebih Dekat Dengan KH. Mahfudz Amin Sosok Pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih HST

Tidak ada catatan tahun yang pasti kapan beliau pergi ke Makkah untuk menuntut ilmu, yang jelas tidak berapa lama sesudah Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari berada di sana. Beliau kembali ke kampung halamannya yaitu Martapura pada tahun 1210 H atau 1795 M.

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu di Makkah di antaranya adalah:

  1. Syaikh Abdullah bin Hijazi Asy Syarqawi Al Azhari.
  2. Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz Al Maghribi.
  3. Syaikh Shiddiq bin Umar Khan.
  4. Syaikh Muhammad Al Jauhari Al Mishri.
  5. Syaikh Yusuf Abu Dzarrah Al Mishri.
  6. Syaikh Abdullah bin Syaikh Ibrahim Al Mirghani.
  7. Syaikh Abu Fauzi Ibrahim bin Muhammad Ar Rais Az Zamzami Al Makki.

Dalam mempelajari ilmu Tasawwuf, Syaikh Muhammad Nafis Al Banjari berhasil mencapai gelar Syaikh Al Mursyid, gelar yang menunjukkan bahwa beliau diperkenankan mengajar ilmu Tasawwuf dan tarekatnya kepada oranglain.

Beliau menjadi seorang ulama Tasawwuf dan sufi besar di Nusantara sebanding dengan Syaikh Hamzah Al Fansuri, Syaikh Syamsuddin As Sumatrani, Syaikh Abdurrauf As Singkili, Syaikh Yusuf Tajul Khalwati Al Makassari Al Bantani, dan Syaikh Abdussamad Al Palimbani.

Karya beliau yang bisa ditemukan sementara ini hanya dua saja, yakni:

  1. Kanzus Sa'adah, yaitu kitab yang berisi tentang istilah-istilah ilmu Tasawwuf. Kitab ini belum pernah dicetak dan masih berupa manuskrip.
  2. Ad Durrun Nafis, yaitu kitab yang berisi tentang pengesaan perbuatan, nama, sifat, dan dzat Tuhan.

Syaikh Muhammad Nafis Al Banjari wafat sekitar tahun 1812 M dan bermakam di Mahar Kuning, Kelua.

Makam Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari, berlokasi di Mahar Kuning, Desa Binturu, Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan (Link Google Maps) .

(Sumber : Ditulis Oleh Al Faqir Ahmad)

Tokoh Ulama
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar

Baca Juga:

Gambar Postingan 1

Waspada Penyakit Ain, Ini Doa Perlindungan dan Upaya Pencegahannya

Gambar Postingan 2

Doa Nabi Yunus AS Saat Dalam Kesulitan: Pelajaran Kesabaran dan Iman

Gambar Postingan 3

Jejak Sejarah : Mengenal Syaikh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al Banjari

Gambar Postingan 4

Mengapa Islam Mengajarkan Kewajiban Memuliakan Wanita?

Gambar Postingan 5

Biografi Ulama Kalsel Tuan Guru H. Muhammad Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin bin Abdullah

Gambar Postingan 6

Membuka Pintu Rezeki: Doa-doa yang Membawa Berkah dalam Pekerjaan